logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMenyikapi Kenaikan Harga BBM
Iklan

Menyikapi Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi diperkirakan mendorong konsumsi bahan bakar bersubsidi. Biaya subsidi diprediksi membengkak.

Oleh
REDAKSI
Β· 1 menit baca
Tanda perihal bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax masih dalam pengiriman dipasang di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum, di Kota Tangerang, Banten, Senin (2/10/2023).
KOMPAS/PRIYOMBODO

Tanda perihal bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax masih dalam pengiriman dipasang di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum, di Kota Tangerang, Banten, Senin (2/10/2023).

Pertamina menaikkan harga semua bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, dengan alasan kenaikan harga minyak dunia menyebabkan harga di dalam negeri ikut naik. Indonesia secara netoadalah pengimpor BBM. Harga BBM bersubsidi tidak berubah. Kenaikan harga BBM nonsubsidi diperkirakan mendorong konsumen beralih membeli BBM bersubsidi. Akibatnya, biaya subsidi membengkak dan kemampuan pemerintah membiayai pembangunan menurun.

Dilema kenaikan harga BBM bukan kali pertama kita alami. Pro dan kontra subsidi BBM berulang kali terjadi. Secara prinsip pemerintah bersikap memberi subsidi hanya kepada kelompok paling membutuhkan, yaitu golongan ekonomi lemah. Namun, dalam pelaksanaan tidak berjalan seperti diharapkan. Kita melihat masih ada konsumen yang seharusnya tidak memanfaatkan BBM bersubsidi.

Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, ANTONIUS TOMY TRINUGROHO
Bagikan