logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMenjaga Pangan, Harga, dan...
Iklan

Menjaga Pangan, Harga, dan Bumi

Di tengah perubahan iklim, ketahanan pangan yang ditopang produksi sangat penting. Tak cukup dengan menjaga harga dan memacu produksi terus-menerus, tetapi juga perlu diimbangi dengan menjaga bumi yang melahirkan pangan.

Oleh
HENDRIYO WIDI
Β· 1 menit baca
Foto udara areal persawahan yang mengering di Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). Kekeringan akibat fenomena kemarau dan El Nino membuat petani di sejumlah daerah merugi karena sawah mereka puso. Fenomena El Nino menguat dan diprediksi berlanjut hingga Februari 2024.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Foto udara areal persawahan yang mengering di Desa Sukanegara, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (16/9/2023). Kekeringan akibat fenomena kemarau dan El Nino membuat petani di sejumlah daerah merugi karena sawah mereka puso. Fenomena El Nino menguat dan diprediksi berlanjut hingga Februari 2024.

Tahun ini, Hari Tani Nasional ke-63 yang diperingati setiap 24 September sejak 1960 hadir di tengah El Nino. Fenomena iklim gelombang panas yang menyebabkan kekeringan panjang itu mengirimkan pesan bahwa pertanian di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Persoalan yang muncul tak sekadar menjaga stabilitas stok dan harga tetapi juga menjaga bumi yang melahirkan pangan.

Kekeringan panjang menyebabkan produksi gabah dan beras turun. Kementerian Pertanian memperkirakan produksi beras pada tahun ini bisa turun 1,2 juta ton jika El Nino kuat melanda. Sejumlah indikasinya sudah terlihat sejak Juli 2023, seperti menyusutnya sumber-sumber utama irigasi, gagal panen di sejumlah lumbung pangan, dan mundurnya musim tanam I.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan