Iklan
”Ngalor Ngidul” di Warung Madura
Identitas saya ”ngambang”. Apa lagi saya bule yang tak suka matahari. Lebih dari lima menit di bawah sinar matahari, saya mulai sakit kepala dan tak bisa tidur malamnya. Ini semua membuat saya iri pada turis tertentu.
Saya suka makan sate Madura. Minimal sekali seminggu. Tidak semudah itu mendapatkannya. Apalagi dengan saus kacang dan gulai yang sesuai dengan selera lidah saya.
Sejak beberapa waktu, saya telah menemukan warung sate yang cocok, kira-kira empat kilometer dari rumah saya. Tempatnya khas, tetapi juga umum: suatu terpal yang dipasang terjepit antara rumah bidan dan farmasi desa tetangga di Timur.