Komplikasi Masalah Akibat El Nino Menjelang Pemilu
Dalam sejarah Indonesia dampak kekeringan dan berimplikasi ke politik bukanlah masalah baru. Produksi beras yang anjlok hingga memunculkan lonjakan harga pangan pernah terjadi tahun 1965 dan 1998.
El Nino yang tengah terjadi dan bisa berkepanjangan perlu diantisipasi. Masalahnya, kejadian ini akan terjadi hinga menjelang pemilihan presiden.Setelah tiga tahun mengalami La Nina berturut-turut, kita saat ini memasuki periode El Nino yang terjadi sejak Juni 2023 dan diperkirakan berlanjut hingga Februari 2024. Riset terbaru menemukan bahwa pola La Nina dan El Nino ke depan bakal lebih sering terjadi berkepanjangan karena aliran atmosfer di atas Samudra Pasifik telah berubah lebih lambat.Studi yang dilaporkan di Nature pada Rabu (23/8/2023) ini mengungkapkan bahwa komponen atmosfer yang disebut ”Pacific Walker Circulation” telah berubah perilakunya selama era industri dengan cara yang tidak terduga. Tim penulis internasional yang dipimpin Georgina Falster dari Research School of Earth Sciences Australian National University ini juga menemukan bahwa letusan gunung berapi dapat menyebabkan Sirkulasi Walker melemah untuk sementara waktu sehingga memicu kondisi El Nino (Kompas.id, 24/8/2023).Dalam sejarah Indonesia dampak kekeringan dan berimplikasi ke politik bukanlah masalah baru. Produksi beras yang anjlok hingga memunculkan lonjakan harga pangan pernah terjadi tahun 1965 dan 1998. Dampak lanjutannya, terjadi peristiwa politik berupa pergantian kekuasaan yang berdarah karena prakondisi masyarakat yang menderita akibat harga pangan yang mahal.Antisipasi perlu dilakukan karena kita tidak ingin kekeringan akibat El Nino yang akan datang memunculkan komplikasi masalah pada saat hajatan politik besar sedang berlangsung. Harga pangan yang berpotensi melonjak akan menambah kerumitan ketika banyak pihak berkonsentrasi di pemilihan umum. Belum lagi bila ada yang mempermainkan masalah ini untuk kepentingan politik, masalah makin bertambah.