logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊIroni Ketimpangan Ekonomi
Iklan

Ironi Ketimpangan Ekonomi

Peningkatan tajam angka ketimpangan ekonomi menjadi sebuah ironi di tengah kinerja impresif pertumbuhan ekonomi dan menurunnya angka kemiskinan nasional.

Oleh
Redaksi
Β· 0 menit baca
Warga beraktivitas di depan rumah yang berada di kawasan hunian semipermanen padat penduduk di Pademangan, Jakarta Utara, Kamis (17/7/2023).
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Warga beraktivitas di depan rumah yang berada di kawasan hunian semipermanen padat penduduk di Pademangan, Jakarta Utara, Kamis (17/7/2023).

Ketimpangan, sebagaimana juga pengangguran dan kemiskinan, sudah lama menjadi momok dalam pembangunan ekonomi kita. Periode pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi selama beberapa dekade ternyata belum mampu mengatasi problem utama pembangunan, seperti pengangguran, kemiskinan, serta ketimpangan ini.

Bahkan, pemulihan pertumbuhan dan angka kemiskinan ke level sebelum pandemi atau mendekati level sebelum pandemi, seperti dilaporkan BPS, tak serta-merta menurunkan angka ketimpangan. Yang terjadi justru sebaliknya: kian melebarnya jurang kaya dan miskin, sebagaimana tecermin dari rasio gini. Ketimpangan ekonomi dari sisi pengeluaran per Maret 2023 disebut yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Hal ini membuktikan, pemulihan ekonomi belum dirasakan secara merata sampai lapisan terbawah masyarakat.

Editor:
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO
Bagikan