Mahaguru Seni Video Indonesia: Krisna Murti (1957-2023)
Seni video jangan dipahami sekadar sebagai hasil pemanfaatan teknologi video untuk medium artistik, tapi juga sebagai pilihan seniman untuk terlibat secara kritis dengan persoalan-persoalan kebudayaan mutakhir.
Menyematkan label βmahaguruβ kepada Krisna Murti mudah-mudahan bukan penghormatan yang berlebihan. Kenyataannya, dalam perkembangan seni video di Indonesia, kontribusi Krisna begitu besar. Ia lebih dari sekadar seniman praktisi dan perintis. Ia menekuni video sejak awal 1990-an, mendahului seniman-seniman segenerasinya. Selain berpartisipasi dalam puluhan pameran di Indonesia dan luar negeri, Krisna menulis esai, menerbitkan buku, menguratori pameran dan festival, menjadi narasumber lokakarya, ceramah dan kuliah, menyupervisi tugas mahasiswa, atau sekadar menjadi teman diskusi yang setia (sekaligus motivator ulung) untuk banyak seniman muda. Dalam aktivitasnya sepanjang tiga dekade itu, curahan pemikiran dan ide-ide Krisna tak pernah beranjak jauh dari seni video.
Bagi Krisna, seni video tidak seharusnya dipahami semata-mata sebagai hasil pemanfaatan teknologi video untuk medium artistik, tapi juga sebagai pilihan seniman untuk terlibat secara kritis dengan persoalan-persoalan kebudayaan mutakhir. Video memungkinkan suatu informasi visual dapat terkonstruksi dengan cara-cara yang unik. Lebih jauh, teknologi ini juga menciptakan suatu kultur baru yang tidak hanya dipengaruhi oleh konten atau informasi di dalamnya, tapi juga terbentuk oleh cara-cara masyarakat mengonsumsinya.