logo Kompas.id
OpiniAngpau dan Bakpao
Iklan

Angpau dan Bakpao

Bahasa Indonesia cukup banyak menyerap kata dari bahasa Hokkian, seperti ”angpau” dan ”bakpao”. Namun, ada beberapa kata yang diserap secara kurang pas.

Oleh
Yanwardi
· 1 menit baca
Sejumlah bakpao buatan Siti Maimunah, warga Kampung Pulo Geulis, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, yang juga menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga sekitarnya dengan menjajakan berkeliling, Selasa (23/11/2021).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah bakpao buatan Siti Maimunah, warga Kampung Pulo Geulis, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, yang juga menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga sekitarnya dengan menjajakan berkeliling, Selasa (23/11/2021).

Sistem ejaan bahasa Indonesia menyiratkan ”apa yang ditulis itulah yang dilafalkan”. Jadi, /a/ dibaca (a), /b/ dibaca (be); /c/ dibaca (ce), dan seterusnya. Namun, fenomena itu tidak berarti bahwa penyerapan kata, misalnya, harus bertolak dari ejaan (tulisan) atau sebaliknya. Kedua unsur itu intinya harus serentak sinkron.

Tambahan pula, dalam konteks penyerapan kata, data umumnya berdasarkan bahasa yang dilafalkan. Sebab itu, tidak mengherankan jika /mall/ dengan lafal [mol], umpamanya, yang ejaannya diserap menjadi /mal/ oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terasa artifisial oleh penutur bahasa. Jika sudah demikian, akan terjadi perbedaan dan resistansi di antara penutur bahasa Indonesia.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan