Surat Pembaca
Polemik Jalur Sepeda
Badan jalan semakin sempit karena sebagian jalan dibagi dengan jalur khusus bus Transjakarta, jalur khusus sepeda, dan termakan trotoar yang diperlebar. Hasilnya adalah kemacetan arus lalu lintas.
![Petugas Kepolisian bersama Dinas Perhubungan (Dishub) berjaga di jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Hari itu sejumlah perugas Kepolisian bersama Dishub menertibkan bagi pesepeda di Jalan Thamrin-Sudirman agar melaju di jalur sepeda. Pemprov DKI Jakarta menyiapkan sekitar 500 kilometer jalur sepeda hingga 2030.](https://assetd.kompas.id/6Qal5qUlEb44kf9w7XQYT5qum9Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F06%2F02%2F0e05379c-072a-4d34-98b9-ce84bccbecf6_jpg.jpg)
Petugas Kepolisian bersama Dinas Perhubungan (Dishub) berjaga di jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Hari itu sejumlah perugas Kepolisian bersama Dishub menertibkan bagi pesepeda di Jalan Thamrin-Sudirman agar melaju di jalur sepeda. Pemprov DKI Jakarta menyiapkan sekitar 500 kilometer jalur sepeda hingga 2030.
Sulit menepis adanya polemik keberadaan jalur khusus sepeda di DKI Jakarta saat ini. Kontroversi muncul karena proyek beranggaran besar itu faktanya tak banyak bermanfaat.
Penghargaan datang dari komunitas pesepeda, karena jalur sepeda mendorong orang bersepeda dengan aman, hemat bahan bakar, dan bersahabat dengan lingkungan. Namun, lebih banyak lagi yang mengkritik karena jalur sepeda memakan badan jalan, ada pembatas sehingga tidak bisa dilewati kendaraan lain, dan mubazir karena nyaris tidak pernah dilewati pengendara sepeda.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Baca Epaper Kompas