Menuju Keseimbangan Baru di Arab
Kembalinya Suriah ke Liga Arab menggambarkan potret geopolitik di Timur Tengah yang bergerak menuju keseimbangan baru. Bangsa Arab memulainya lewat Suriah.
Pertemuan puncak 22 negara anggota Liga Arab di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (19/5/2023), tidak menarik untuk dicermati andai tak ada agenda penerimaan masuknya kembali Suriah di organisasi kawasan itu. Berdiri tahun 1945, Liga Arab dicatat sebagai organisasi tanpa gigi. Selama puluhan tahun organisasi itu kerap tak berdaya menyelesaikan berbagai konflik.
Misalnya satu dekade terakhir, saat dunia Arab terkoyak perang di Suriah, Yaman, dan Libya, Liga Arab tak berbuat apa-apa. Sidang organisasi itu tak menarik perhatian, bahkan, bagi pemimpin negara anggotanya. Sebagian kerap terlihat terkantuk saat sidang. Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, pemimpin de facto Arab Saudi, memilih absen, berdalih saran dokter, saat tahun lalu Aljazair menggelar KTT.