logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMengolah Sampah
Iklan

Mengolah Sampah

Sampah sudah tidak dapat diabaikan atau dianggap tak bernilai. Kita harus bertanggung jawab karena sampah terus bertumpuk. Banyak TPA di Indonesia sudah penuh, namun puluhan truk masih mengantre membuang sampah.

Oleh
Prajna Delfina Dwayne
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/l7DGKg0J1COsAp9Hf1p6zVhfr9o=/1024x1898/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F01%2F0d34c6f1-7fe5-4812-a7d4-a40ee09b667c_jpg.jpg

Baru-baru ini sedang viral di media sosial, seorang pegiat lingkungan bernama I Wayan Balik Mustiana. Ia memodifikasi teba (pekarangan rumah) menjadi sumur komposter atau tempat pengolahan sampah organik.

Melalui Pesan Pede (Komunitas Pengelolaan Sampah Mandiri Perdesaan), I Wayan Balik Mustiana mengajak warga sekitar melakukan hal serupa. Mereka diajari cara memilah sampah (organik, anorganik, dan residu). Sampah organik termasuk sisa jejahitan banten atau sarana upakara dimasukkan ke sumur komposter sedalam dua meter, yang sudah dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Editor:
AGNES ARISTIARINI
Bagikan