logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊWajah Penerbitan di Indonesia
Iklan

Wajah Penerbitan di Indonesia

Sudah saatnya pemerintah membuat sebuah badan selevel Perpustakaan Nasional untuk mengelola dunia perbukuan yang dari sisi pembangunan peradaban bangsa memiliki peran sangat vital.

Oleh
ANGGUN GUNAWAN
Β· 0 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Berawal dari kegalauan terhadap minat baca dan literasi masyarakat yang rendah (UNESCO, 2002), Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar mencanangkan Hari Buku Nasional pada 2002 dengan mengambil momentum tanggal berdirinya Perpustakaan Nasional, yaitu 17 Mei 1980. Secara bersamaan, peringatan Hari Buku Nasional juga merupakan perayaan untuk hari jadi Perpustakaan Nasional. Selain itu, pemilihan tanggal 17 Mei juga sangat terkait dengan jejak historis pendirian Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada 17 Mei 1950.

Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memang mendapatkan posisi strategis, Kepala Perpusnas langsung bertanggung jawab kepada Presiden melewati garis komando vertikal dengan kementerian tertentu dan mendapatkan alokasi anggaran Rp 723 miliar pada 2023. Namun, sebenarnya masih ada elemen-elemen ekosistem dunia perbukuan lainnya yang belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah alias masih berjuang untuk menyelamatkan nasibnya masing-masing.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan