Apa karena Aku Perempuan?
Tiba-tiba Drupadi menemukan dirinya berada di tengah-tengah teks Sudamala. Oleh karena itu, ia menyebut dirinya sebagai ”Durpadi”, Durga yang menjelma ke dalam tubuh Drupadi.
Mari sejenak kita bayangkan seandainya Dewi Drupadi berani melawan takdirnya sebagai perempuan. Walaupun Karna berhasil membidik sasaran secara tepat dengan anak panahnya, Drupadi tetap menolaknya. Ia tidak bersedia memiliki suami anak seorang kusir kereta. Drupadi sesungguhnya juga menolak ketika seorang brahmana miskin turut serta dalam sayembara. Para ksatria yang hadir juga beramai-ramai protes, sehingga terjadi chaos di antara mereka. Namun, akhirnya seperti pada galibnya, rajalah yang berkuasa. Drupada mengizinkan brahmana miskin itu menjadi peserta. Celakanya justru si brahmana miskin itulah yang berhasil memenangi Drupadi, dewi yang lahir dari kuntum bunga teratai itu.
Begawan Byasa yang disebut-sebut sebagai penulis epos Mahabharata tentu jauh lebih berkuasa daripada seorang raja. Dengan kekuasaannya yang ”absolut”, sedemikian rupa ia mengelabui kita, para pembacanya selama berabad-abad. Bahwa ternyata brahmana miskin itu tak lain adalah seorang ksatria bernama Arjuna, yang sedang menyaru bersama keempat saudaranya. Merekalah para Pandawa, yang harus menyamar setelah menjalani masa pembuangan di tengah hutan selama 14 tahun.