logo Kompas.id
›
Opini›Kultur Toksik Dunia Akademik
Iklan

Perguruan Tinggi

Kultur Toksik Dunia Akademik

Kultur feodal dan kultur seremonial itu adalah dua kultur toksik yang akan terus menyandera dunia akademik Indonesia berada dalam keterbelakangan. Jika keduanya terus dibiarkan, jangan berharap akan lahir pemenang Nobel.

Oleh
TAUFIQURRAHMAN
· 1 menit baca
Ilustrasi
HERYUNANTO

Ilustrasi

Harian Kompas belakangan ini beberapa kali menurunkan berita tentang dunia akademik di Tanah Air. Isu yang diangkat terkait dengan joki karya ilmiah untuk calon guru besar dan beban administrasi dosen yang berlebihan.

Di tengah gonjang-ganjing dunia akademik tersebut, Peter Carey, sejarawan yang mendedikasikan dirinya untuk mengkaji sejarah Indonesia modern, menyampaikan kuliah daring tentang mengapa Indonesia tidak pernah memiliki pemenang Nobel. Ia menyebutkan beberapa faktor, antara lain gaji dosen yang sangat kecil, status PNS dosen yang justru kontraproduktif dengan pengembangan ilmu pengetahuan, tidak ada cuti panjang (sabbatical leave) bagi dosen untuk fokus melakukan riset mandiri dan aktivitas akademik lain di luar kampus, serta tidak ada kultur tinjauan sejawat (peer review) yang memadai.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Kultur Toksik Dunia Akademik".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...