logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMasyarakat Bali yang Egaliter
Iklan

Masyarakat Bali yang Egaliter

Masyarakat Bali mengikuti ajaran yang menjadi soko guru: manusa pada, tatwam asi. Menjadi manusia yang menjunjung etika bumi, menghargai solidaritas kosmis, serta menjaga harmoni dengan sesama dan seisi dunia.

Oleh
I Made Geria
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/esERs3_CtG7SbEi2_131KdkvtxA=/1024x554/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F06%2F26%2F20191120COK05_1624702679_jpg.jpg

Warga Desa Adat Kelaci, Marga, Kabupaten Tabanan, mengadakan prosesi mepeed, atau parade, membawa gebogan, atau susunan buah sebagai sesaji, ke monumen Candi Pahlawan Margarana di Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Tabanan, Rabu (20/11/2019). Prosesi mepeed itu mengisi upacara peringatan Hari Puputan Margarana yang dilangsungkan setiap 20 November. KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA (COK)

Masyarakat Bali adalah masyarakat yang terbuka dan egaliter. Pucuk pimpinan adat di Bali pun mampu mendudukkan diri sebagai kawula, bukan elite dan bukan cecunguk. Prinsip ini sudah membumi sejalan dengan sistem sosial budaya yang mereka warisi.

Editor:
AGNES ARISTIARINI
Bagikan