Bahasa
Bukan Hanya Obat Flu
Konstruksi bahasa memiliki lebih dari satu pola, dalam tataran apa pun. Karena itu, penelaahan suatu konstruksi hendaknya dilihat dari berbagai sudut agar tidak terjebak pada benar atau salah.

Anak-anak pengungsi mendapatkan obat flu seusai memeriksakan diri di pengungsian Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, November 2020.
Prof Harimurti Kridalaksana beberapa tahun lalu menyatakan bahwa obat tidur adalah konstruksi yang tidak logis. Dalam kata-kata yang berbeda tapi bernada serupa, Eko Endarmoko, penulis Tesamoko, baru-baru ini juga mempertanyakan konstruksi obat nyamuk.
Logika konstruksi pertama dipertanyakan karena berbeda dengan logika obat flu dan obat batuk, misalnya, yang berpola lebih kurang diambil dari manfaat obat tersebut, yakni ”obat/A untuk menyembuhkan orang yang berpenyakit B/flu/batuk”.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Bukan Hanya Obat Flu".
Baca Epaper Kompas