Angin Segar bagi Pendidikan Vokasi
Serangkaian inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah memberikan secercah harapan bagi kemajuan pendidikan vokasi. Walaupun demikian, tetap diperlukan pengawalan terhadap program ataupun kelembagaan pendidikan vokasi.
Sudah menjadi rahasia umum, pendidikan vokasi, terutama lulusan SMK, belakangan selalu mendapatkan sorotan dari masyarakat luas. Sorotan publik tidak terlepas dari data menurut Badan Pusat Statistik yang menunjukkan bahwa lulusan SMK menyumbang angka pengangguran terbuka paling tinggi pada tahun 2022, mencapai 9,42 persen, dibandingkan tingkat pendidikan lainnya.
Bahkan, secara satire akronim dari SMK bukan lagi sekolah menengah kejuruan, melainkan โsusah mendapat kerjaโ. Ironis memang karena lulusan SMK yang seharusnya disiapkan untuk bekerja lebih awal dengan keahlian spesifik justru menjadi penyumbang angka pengangguran tertinggi.