Iklan
Robohnya Nurani Kami
”Fenomena apa yang sedang terjadi di sekeliling kita di Indonesia, sekarang?” Kelihatannya ada orang-orang Indonesia yang tidak punya atau telah kehilangan hati nurani.
Jika AA Navis (1924-2003) dalam cerpennya ”Robohnya Surau Kami” (1956) menyampaikan suatu kritik sosial atas situasi masa itu, maka hari-hari ini kritik sosial yang senapas dengan pemikiran beliau menjadi aktual lagi. Jangan-jangan yang roboh kali ini bukan surau, melainkan hati nurani kami.
Berita-berita tentang pelecehan seksual yang terjadi di lembaga keagamaan di Tanah Air dilakukan pengasuh lembaga itu sendiri, masih susul-menyusul diberitakan.