logo Kompas.id
OpiniGurnah dan Nestapa Kaum Migran
Iklan

Gurnah dan Nestapa Kaum Migran

Kegundahan Abdulrazak Gurnah yang sudah puluhan tahun menapak di Eropa, tetapi keterasingan sebagai imigran dari Zanzibar tak sungguh-sungguh hilang.

Oleh
DAMHURI MUHAMMAD
· 1 menit baca

https://cdn-assetd.kompas.id/rIUj1Oxr3-F3iwqDxz1plMqkqaY=/1024x1473/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F24%2F8bfb50c6-2e01-4da3-9b48-4a0b3a847c07_jpg.jpg

Apakah menjadi manusia Eropa setelah mendapatkan suaka politik itu sebuah pilihan atau keterpaksaan dalam situasi krisis? Demikian satu pertanyaan penting yang pernah diajukan Sreya M Datta (2019), peneliti sastra pascakolonial University of Leeds, United Kingdom, kepada Abdulrazak Gurnah, novelis pemenang Nobel Sastra 2021, sebagaimana tersiar dalam laporan bertajuk ”Arriving at Writing: A Conversation with Abdulrazak Gurnah”.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan