logo Kompas.id
OpiniTarget Produksi Migas Seret
Iklan

Target Produksi Migas Seret

Di balik ”lifting” yang sangat perlu demi keuangan negara, ada tuntutan akan perencanaan visioner sehingga Indonesia tidak ketinggalan dengan potensi ”windfall profit” yang memakmurkan Timur Tengah.

Oleh
Redaksi
· 1 menit baca
Satu dari beberapa anjungan pengeboran minyak lepas pantai yang dilabuhkan di pesisir Batam, Kepulauan Riau, karena tidak ada penyewanya, Mei 2017.
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA

Satu dari beberapa anjungan pengeboran minyak lepas pantai yang dilabuhkan di pesisir Batam, Kepulauan Riau, karena tidak ada penyewanya, Mei 2017.

Target produksi minyak dan gas siap jual yang disebut lifting seret sepanjang 2022. Hal itu berarti hilangnya kesempatan menikmati kenaikan harga migas dunia.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, di Jakarta, Rabu (18/1/2023), menginformasikan seretnya lifting. Untuk minyak bumi, besaran lifting sepanjang 2022 ialah 612.300 barel per hari atau 87,1 persen dari target. Lifting juga seret untuk gas bumi sepanjang 2022, yakni sebesar 5.347 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92,2 persen dari target. Lifting gas bumi ini juga ada di bawah capaian 2021 yang sebanyak 5.505 MMSCFD.

Editor:
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO
Bagikan