logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊEkosistem Usaha Rintisan
Iklan

Ekosistem Usaha Rintisan

Start up Indonesia cukup percaya diri, tetapi kurang fasilitas ekosistemnya (program dan mentor), terutama di wilayah timur Indonesia.

Oleh
Alexander Ludi
Β· 1 menit baca
Diskusi virtual Global Online Startup Weekend Covid-19 Indonesia dilaksanakan pada Jumat (24/4/2020). Program ini diikuti oleh lebih dari 1.200 peserta di Indonesia yang bergerak di bidang usaha rintisan. Para peserta didorong untuk membuat "start up" baru yang fokus di enam sektor, yaitu kesehatan, komunitas, populasi rentan, edukasi, hiburan, dan bisnis.
SEKAR GANDHAWANGI

Diskusi virtual Global Online Startup Weekend Covid-19 Indonesia dilaksanakan pada Jumat (24/4/2020). Program ini diikuti oleh lebih dari 1.200 peserta di Indonesia yang bergerak di bidang usaha rintisan. Para peserta didorong untuk membuat "start up" baru yang fokus di enam sektor, yaitu kesehatan, komunitas, populasi rentan, edukasi, hiburan, dan bisnis.

Awal tahun 2020 saya diminta melihat bagaimana ekosistem start up atau perusahaan rintisan di Indonesia. Di Surabaya, usaha rintisan berkembang karena ada Startup Nation yang diinisiasi Ibu Risma, saat itu Wali Kota Surabaya. Ia ingin menjadikan Surabaya sebagai pusat ekosistem start up Indonesia.

Setelah bicara dengan beberapa pakar dan pelaku, saya pivot ke Malang. Sebagai akselerator Swiss-Indonesia, saya mampu menyelesaikan program ASEAN Entrepreneurship Training Program (AETP) akhir 2019. Ada tujuh start up Indonesia yang dikirim ke Zurich dan empat start up Swiss yang masuk ke pasar Indonesia.

Editor:
AGNES ARISTIARINI
Bagikan