Dana Abadi Daerah sebagai Katalisator Perekonomian Daerah
Salah satu inovasi untuk menghadapi tantangan desentralisasi fiskal adalah dengan membentuk dana abadi daerah. Dengan ini, pemda dapat membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan publik tanpa bergantung kepada pusat.
Selama 20 tahun terakhir, desentralisasi fiskal telah menunjukkan berbagai kinerja yang positif dan berkontribusi terhadap pencapaian target nasional. Hal ini tecermin dari Indeks Theil yang menunjukkan tren menurun dari 0,332 (2016) menjadi 0,230 (2020). Selain itu, penerimaan pajak daerah terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) pada 2016-2019 juga meningkat signifikan. Pelayanan administrasi publik, pendidikan, kesehatan, infrastruktur daerah, dan kesejahteraan masyarakat berdampak positif terhadap tren ini.
Meskipun menunjukkan kinerja yang positif, desentralisasi masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Pertama, pemanfaatan dana alokasi umum (DAU) belum optimal. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Daerah, hampir 64,8 persen DAU digunakan untuk belanja pegawai, bukan untuk pelayanan publik.