logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPermusuhan Abadi Iran-Israel
Iklan

Permusuhan Abadi Iran-Israel

Direktorat intelijen militer Israel menyatakan Iran tak lagi menjadi ancaman utama bagi Israel. Meski begitu, kebijakan menghentikan nuklir Iran tetap prioritas Israel.

Oleh
Redaksi
Β· 1 menit baca
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) dan istrinya, Sara, mengikuti sesi acara bersulang untuk Ketua Knesset (parlemen Israel) Amir Ohana (tidak terlihat) setelah pelantikan pemerintahan baru di gedung parlemen, Jerusalem, Kamis (29/12/2022). Netanyahu kembali dilantik sebagai PM Israel dan kembali memimpin pemerintahan, yang disebut-sebut para analis sebagai pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel.
AFP/POOL/AMIR COHEN

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) dan istrinya, Sara, mengikuti sesi acara bersulang untuk Ketua Knesset (parlemen Israel) Amir Ohana (tidak terlihat) setelah pelantikan pemerintahan baru di gedung parlemen, Jerusalem, Kamis (29/12/2022). Netanyahu kembali dilantik sebagai PM Israel dan kembali memimpin pemerintahan, yang disebut-sebut para analis sebagai pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel.

Laporan terbaru Direktorat Intelijen Angkatan Bersenjata Israel (IDF) itu diungkap beberapa hari menjelang pelantikan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Seperti dilansir media Israel, Israel Hayom, IDF tidak lagi menempatkan Iran sebagai ancaman utama bagi Israel. Ancaman Iran tetap ada dan serius, tetapi dinilai sebagai satu kepingan dari rangkaian ancaman terhadap Israel.

Merujuk pada laporan media Israel itu, gangguan yang bakal dihadapi Israel pada 2023 dirumuskan dalam formula segitiga ancaman: tren ketidakstabilan global yang dipicu konflik Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melawan China-Rusia dan sekutunya, isu Iran, serta instabilitas di Gaza dan Tepi Barat.

Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, MUHAMMAD SAMSUL HADI
Bagikan