logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKesenian Ngawur
Iklan

Kesenian Ngawur

Pelaku seni melupakan aspek karya seni harus konsisten memuat nilai logika, etika, estetika. Saat ini, berkesenian sering melompat ke nilai estetika dan meninggalkan aspek logika dan etika pertunjukan.

Oleh
JOKO YULIYANTO
Β· 1 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Degradasi kualitas kesenian saya rasakan sebagai pelaku seni, khususnya teater. Di banyak pertunjukan di Surakarta dan Yogyakarta, ada penurunan standar pementasan dari waktu ke waktu. Padahal, seharusnya semakin banyak pertunjukan seni akan meningkatkan daya kreativitas pelaku seni dalam segi keaktoran dan penggarapan. Bahkan, beberapa update pertunjukan teater di Youtube juga mengalami masalah serupa.

Namun, penilaian saya bisa dibilang subyektif ketika penikmat awam teater menganggap keren pada salah satu pertunjukan yang saya anggap jelek. Bahwa standar penilaian kesenian bisa saja mengalami peningkatan seiringi kuantitas pertunjukan yang pernah disaksikan. Itulah yang kerap dijadikan dalih berkesenian dengan ngawur.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan