logo Kompas.id
OpiniSeekor Naga Menelan Rembulan
Iklan

Seekor Naga Menelan Rembulan

Diandaikan Prapanca seorang wartawan mengikuti perjalanan dinas pejabat, ia menulis laporan bukan sebatas data, fakta—manusia masa kini suka ngotot urusan fakta, melainkan sebagian adalah peristiwa imajiner.

Oleh
Bre Redana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sQtd8_oSY5FomRtS-5REKaMJeWo=/1024x768/https%3A%2F%2Finr-production-content-bucket.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com%2FINR_PRODUCTION%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F05%2Ff2bdafc4-6c7a-430a-bb5a-8aeae3ba06cc_jpg.jpg

Sejauh-jauhnya masa lalu, selain masih ada jejaknya, ditambah peralihan dari era literer ke era digital saat ini yang membuat saya senantiasa gamang dan asing, selalu terasa lebih dekat bagi saya. Oleh teman baru dari Mojokerto, Jawa Timur, saya ditunjukkan desa-desa dan daerah-daerah yang namanya tertera dalam kitab lama mengenai Majapahit karya Empu Prapanca, Nagara Kretagama.

Teman ini, namanya Gangsar Aji, tinggal di Mojosari, tak jauh dari Daluang. Dalam Nagara Kretagama, Daluang termasuk salah satu desa pertama yang diinjak oleh Raja Hayam Wuruk tatkala melakukan perjalanan panjang mengunjungi desa-desa di wilayah kekuasaan Majapahit. Kami makan siang di studio perupa, teman baik bernama Joni Ramlan.

Editor:
DAHONO FITRIANTO
Bagikan