Iklan
Sekuntum Arca, Seangan Poci, dan Perempuan Indonesia
Presiden Soekarno memproyeksikan Istana Bogor sebagai Rumah Perempuan Pilihan. Koleksi seni diambil sebagai perumpamaannya. Dewi Tara diangkat sebagai simbol dan poci sebagai metafora.
Selepas pertengahan tahun 1950-an Presiden Soekarno menunjukkan sebuah patung kepada Dullah, pelukis Istana Presiden. Patung itu menggambarkan wajah Dewi Tara.
Soekarno mengatakan bahwa patung kuno berukuran tinggi 46 sentimeter itu harus dipajang di Istana Bogor, rumah besar yang dikonsepkan sebagai ”istana para perempuan pilihan”. Tara diharapkan hadir sebagai maskot istana itu, lantaran sang dewi adalah simbol perempuan hebat apabila ditelusur dari aspek mitologis maupun historis.