Manajemen Bencana
Mengaktifkan Mode Darurat
Fenomena cuaca ekstrem saat ini menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki manajemen informasi kesehatan terkait bencana. Ini penting untuk meningkatkan adaptasi arsitektur kesehatan terhadap perubahan iklim.

Ilustrasi
Pemberitaan Kompas.id (9/10/2022) berjudul ”Banjir dari Aceh, Jakarta, hingga Kalimantan Barat” seakan membuat kita sulit menghapus banjir dalam daftar bencana rutin. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi banjir, mengurangi risiko penyakit, dan melakukan pertolongan darurat, masih ada korban yang berjatuhan. Lantas ada apa dengan respons banjir kita?
Musibah banjir tidak bisa terpisahkan dari fenomena cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang melanda Indonesia. Tidak hanya memakan korban, perubahan iklim secara signifikan telah menambah beban disparitas status kesehatan yang sudah lama ada. Misalnya, selama 2021, siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga meninggalkan bencana kekurangan pangan bagi masyarakat yang terdampak (Kompas, 2021).