logo Kompas.id
Opini"Quo Vadis" Bali 20 Tahun...
Iklan

"Quo Vadis" Bali 20 Tahun Kemudian

Oleh sebagian besar masyarakat Bali, bom bali itu ditafsir secara non-politik sebagai pertanda bahwa pulau Bali adalah “leteh” atau kotor, dan perlu dibersihkan.

Oleh
JEAN COUTEAU
· 1 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Dua puluh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 12 Oktober 2002, desa wisata Kuta, di Bali, digoncangkan oleh dua ledakan bom dahsyat. Yang paling dulu meledak di Paddy’s Pub, disusul oleh ledakan kedua di parkir Sari Club. Tak kurang dari 203 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Sebagian dari korban tewas adalah orang Australia, sedangkan orang Indonesia berjumlah 38, sebagian cukup besar terdiri dari kusir dokar yang Islam.

Tindakan teroris memorakporandakan Kuta dan mengguncangkan Indonesia dan dunia. Namun, “menariknya”, meskipun ledakan itu dilakukan atas nama perjuangan Islam, dan memakan banyak korban lokal, masyarakat lokal tidak membaca peristiwa itu sebagai serangan dari kaum Islam terhadap Bali. Boleh dikata tidak terdapat tindakan “balasan” apapun.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan