logo Kompas.id
OpiniKrisis Dompet dan ”Frugal...
Iklan

Krisis Dompet dan ”Frugal Living”

Di saat negara memberi sedikit bantalan dan masih banyak perusahaan tak mampu memberi tambahan pemasukan bagi pekerja, satu-satunya cara adalah ”survival”. Bertahan hidup di tengah krisis dompet berbekal ”frugal living”.

Oleh
Hendriyo Widi
· 1 menit baca
Ismail dan anaknya, Fadil, makan bersama seusai berkeliling menjadi badut jalanan di sekitar Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2021). Ismail selama pandemi menjalani pekerjaan baru sebagai badut jalanan. Sebelumnya, ia bekerja mendekorasi karangan bunga di Rawabelong, Jakarta Barat.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Ismail dan anaknya, Fadil, makan bersama seusai berkeliling menjadi badut jalanan di sekitar Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2021). Ismail selama pandemi menjalani pekerjaan baru sebagai badut jalanan. Sebelumnya, ia bekerja mendekorasi karangan bunga di Rawabelong, Jakarta Barat.

Krisis biaya hidup atau cost of living crisis tengah melanda dunia. Ada yang menyebutnya sebagai krisis dompet atau wallet crisis. Ada pula yang mengistilahkannya sebagai dompet kosong atau empty wallet.

Krisis itu muncul akibat rentetan peristiwa yang mengguncang perekonomian dunia selama hampir tiga tahun ini. Peristiwa itu mulai dari pandemi Covid-19, anomali cuaca dan bencana alam di sejumlah negara produsen pangan, hingga perang Rusia-Ukraina. Rentetan peristiwa itu membuat harga pangan dan energi bergejolak tinggi serta berimbas ke multisektor, termasuk kenaikan suku bunga.

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan