Desa Wisata sebagai Idola Baru
Pariwisata Indonesia ibarat menemukan idola baru: desa wisata. Sebagai primadona baru, pengembangan desa wisata tetap harus secara berkelanjutan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F07%2F5707d243-87f2-4c6c-b997-87a3f1f2baaf_jpg.jpg)
Turis mancanegara berpose di garis ekuator kawasan Monumen Ekuator di Nagari Ganggo Mudiak, Kecamatan Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Senin (5/9/2022). Kawasan yang dilintasi garis khatulistiwa yang membelah Bumi jadi bagian utara dan selatan ini merupakan ikon wisata Pasaman.
Pandemi Covid-19 nyata-nyata berdampak terhadap berbagai segi kehidupan manusia, termasuk pariwisata sebagai salah satu bagian dari ekonomi. Pembatasan sosial selama pandemi menyebabkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, turun drastis.
Seiring makin terkendalinya pandemi, pemerintah menggiatkan pemulihan ekonomi dengan salah satunya mendongkrak kunjungan wisata. Volume kunjungan ke destinasi andalan, seperti Pulau Bali, berusaha dioptimalkan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Desa Wisata sebagai Idola Baru".
Baca Epaper Kompas