logo Kompas.id
OpiniKenaikan Harga BBM
Iklan

Surat Pembaca

Kenaikan Harga BBM

Uang rakyat yang dipakai untuk subsidi selama ini hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, kebanyakan mempunyai kendaraan lebih dari satu. Belum lagi industri lancung yang ”mencuri” BBM bersubsidi.

Oleh
Samesto Nitisastro
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/t7-q7ZppTFiBEEyHKM0WTOzlyjg=/1024x719/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F01%2F646d46cd-3682-436a-b94f-2007043b24db_png.png

Semua presiden di Republik Indonesia, kecuali Bung Karno, pernah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) karena memang sudah seharusnya. Pak Harto 18 kali, Pak Habibie 1 kali, Gus Dur 1 kali, Ibu Megawati 2 kali, dan Pak SBY 4 kali. Jadi, jika Pak Jokowi berencana menaikkan harga BBM, tentunya sudah dengan pertimbangan yang matang.

Bagi yang memahami masalah fiskal dan ekonomi, pencabutan subsidi harga BBM yang berarti kenaikan harga memang sudah tidak bisa ditunda. Apalagi mendengarkan penjelasan dari Menteri Keuangan baru-baru ini, yang sejujurnya sangat mengkhawatirkan.

Editor:
AGNES ARISTIARINI
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Baca Epaper Kompas
Memuat data...
Memuat data...
Memuat data...