Darah Perlawanan
Pangeran Gusti adalah sosok berperilaku bejat dan sadistik. Ia merekayasa tuduhan hingga pembunuhan terhadap saudara kandung ayahnya sendiri dan para pejabat tinggi Banten.
Kesultanan Banten sebagai negara berdaulat tamat ketika Sultan Agung Tirtayasa kalah perang dengan VOC yang memiliki hak oktroi pada 14 Maret 1683. Hak oktroi membuat kewenangan VOC setara negara Belanda. Sultan dipenjarakan di Batavia selama sembilan tahun hingga wafat. Takluknya Banten karena pengkhianatan Pangeran Gusti atau Abdul Kohar, putra tertua Sultan yang jadi kaki tangan musuh.
Dalam siaran khusus Melawan Lupa di Metro TV pada 18 Januari 2022 lalu, Mufti Ali, sejarawan dan guru besar sejarah pemikiran Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, menuturkan bahwa pengkhianatan Pangeran Gusti terbongkar dan membuat Sultan murka, ”Sehingga mengalihkan status putra mahkotanya kepada putranya yang kedua, Pangeran Purbaya”. Pengesahan Pangeran Purbaya atau Hasan Jamil sebagai putra mahkota dengan pengambilan sumpah yang dipimpin Mufti Agung Syekh Yusuf Al Makassari, kakek buyut Syekh Ahmad alias Batin Tikal, pejuang terbesar antikolonialisme Belanda di Provinsi Bangka Belitung.