Berharap Capres Masuk Kampus
Kampanye di kampus menjadi kesempatan bagi capres mengampanyekan gagasan, visi-misi, dan janji politiknya di kampus. Gagasan para capres akan dieksaminasi oleh masyarakat kampus. Ini tantangan bagi capres dan kampus.
Wacana atau usulan Ketua Komisi Pemilihan Umum Hasyim Asy’ari yang membolehkan politisi berkampanye di kampus (dengan beberapa catatan) layak disambut baik (Kompas, 24/7/2022). Saatnya para politisi ditantang untuk menginstalasi metode berkampanye yang disokong oleh fondasi kultur dan narasi politik kampanye yang lebih berbasis ide, gagasan, dengan mengambil ruang ilmiah kampus sebagai podiumnya.
Ritual kampanye yang dibangun di atas podium dan altar nonkampus sudah lama menyisakan residu kampanye yang miskin gagasan. Narasi kampanye para politikus cenderung ”kering”, ”dekil”, karena kehilangan spirit dialektika dalam merespons dinamika persoalan masyarakat, bangsa, dan negara yang makin dinamis. Para politikus lebih doyan membangun reputasi naratifnya dalam kampanye dengan argumentasi yang dangkal, sensasional, provokatif yang kian memperbesar jarak dengan kebutuhan aktual pencerdasan politik publik.