catatan urban
Ruang Ketiga yang Mencuri Perhatian
Di antara rumah dan tempat kerja, ada ruang ketiga. Segala beban dan kekhawatiran berubah menjadi senang di sana. Taman kota, kafe di sudut jalan, atau lesehan di emperan toko, ruang ketiga adalah jantung vitalitas kota.

Neli Triana, wartawan Kompas.
Hidup di kota besar yang selalu bergegas, sibuk, macet, dan riuh, kaum urban pun mendambakan ruang-ruang alternatif. Ruang tempat mereka bisa terbebas dari segala tekanan dari rutinitas di rumah maupun tempat kerja, walau untuk sesaat saja.
Jutaan warga Jabodetabek termasuk kaum urban yang selalu membutuhkan ruang alternatif tersebut. Mereka sudah sejak lama mengikuti pola bekerja di Ibu Kota, tetapi tinggal di kota tetangga. Setiap hari mereka harus menempuh belasan hingga puluhan kilometer yang bisa dalam hitungan jam untuk pergi pulang ke tempat kerja maupun ke kampus atau sekolah. Setiap kali jam berkegiatan usai, jalanan sesak oleh antrean kendaraan pribadi, kereta komuter terisi penuh, dan bus-bus kota padat.