Surat Pembaca
Kualitas Air Minum
Hanya 12 persen rumah tangga di Indonesia mempunyai akses air minum aman, dan hanya 7 persen mempunyai akses sanitasi aman. Tak heran jika penyebab kematian terbesar pada anak usia balita pada 2021 adalah diare.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F08%2F15%2F2f7b3cf4-ec93-4add-9636-87316b4c3b39_jpg.jpg)
Sri Murah (38), mengambil air bersih dari mata air warga Dusun Banjarsari, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (18/7/2018). Ia mengambil air bersih dari mata air karena persediaan air bersih hasil menampung air hujan telah habis karena kemarau.
Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga 2020 menunjukkan bahwa pada 70 persen rumah tangga di Indonesia, air minum yang dikonsumsi tercemar bakteri e-coli.
Hanya 12 persen rumah tangga mempunyai akses air minum aman, dan hanya 7 persen mempunyai akses sanitasi aman. Tak heran jika penyebab kematian terbesar pada anak usia balita pada 2021 adalah diare (Profil Kesehatan Indonesia 2021). Ini juga salah satu faktor penyebab tingginya prevalensi tengkes (stunting) di Indonesia, sekitar 24 persen.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Baca Epaper Kompas