Menggunting ”Stunting” di Perdesaan
Data BPS menunjukkan, kemiskinan di perdesaan lebih tinggi ketimbang kemiskinan di perkotaan. Tahun 2021, sebanyak 7,6 persen penduduk perkotaan jatuh dalam kategori miskin, di perdesaan angkanya adalah 12,52 persen.
Salah satu tantangan pembangunan sumber daya manusia Indonesia, termasuk di perdesaan, adalah mengatasi stunting atau tengkes. Data menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 adalah 24,4 persen, masih di atas angka acuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 20 persen.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan tidak mendapat cukup stimulasi psikososial sejak mereka berada dalam kandungan sampai 1.000 hari pertama kehidupannya. Stunting tidak hanya berakibat pada rendahnya kualitas kesehatan fisik, tetapi juga terganggunya perkembangan intelektual ketika anak-anak tersebut dewasa. Pendeknya, stunting berdampak negatif pada kualitas sumber daya manusia.