Konflik Papua
KKB dan Pembangunanisme Papua
Mengapa gerakan separatis masih eksis di Papua? Sementara komitmen Jakarta terhadap Papua begitu kuat. Tampaknya pendekatan strategi pembangunan yang berorientasi kesejahteraan belum efektif memuaskan orang asli Papua.

Heryunanto
Kekerasan bersenjata yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata di Papua kian memprihatinkan. Korban jiwa manusia terus saja berjatuhan, baik dari kalangan aparat TNI dan Polri maupun warga sipil.
Dalam rentang 4,5 tahun terakhir (2017-2022), menurut data yang dilansir dari berbagai pemberitaan media, peristiwa penembakan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) sudah lebih dari 200 kali dengan korban meninggal tak kurang dari 144 orang, termasuk 11 orang pada peristiwa 16 Juli lalu di Kabupaten Nduga. Itu belum termasuk ratusan korban yang jiwanya masih selamat.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "KKB dan Pembangunanisme Papua".
Baca Epaper Kompas