Iklan
Merawat Indonesia
Membaca Kompas berarti memasuki gerbang pesemaian nilai kemanusiaan, toleransi, etika berbahasa, penghormatan atas perbedaan, dan apresiasi atas kekayaan etnik dan budaya. Kita belajar mengelola perbedaan.
Salah satu pendiri Kompas, Jakob Oetama, mengatakan bahwa Kompas adalah ”Indonesia Kecil” dengan keterikatan intens terhadap ”Indonesia Besar”.
Tapak intelektualisme Kompas menegaskan bahwa sejarah adalah titian Jakob Oetama, P Swantoro, dan PK Ojong merajut Indonesia Kecil bernama Kompas. Ini menjadi basis ”membaca” jejak sejarah Indonesia Besar.