Surat Pembaca
Nasib Angkutan Umum
Setelah pandemi turun dan orang bisa berkegiatan di luar rumah, angkot dan angkudes telanjur hilang. Ada jalur-jalur yang mati. Waktu tunggu kendaraan umum semakin lama. Terminal-terminal pun sepi tidak seperti dulu.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F07%2F13%2F7c46e2d5-c8e2-43ba-ac89-8ae2e4a77456_jpg.jpg)
Angkot-angkot ngetem mencari penumpang di Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/7/2019).
Perkembangan teknologi membawa perubahan dalam kehidupan, bisa positif bisa negatif. Salah satu yang terdampak adalah bidang transportasi dengan munculnya transportasi daring sepeda motor dan mobil.
Ke kantor, ke sekolah, ke mal, ke rumah, menggunakan gawai. Cukup menunggu di satu titik, pemesan pun dijemput. Tidak perlu berjalan ke halte atau ke tempat perhentian kendaraan umum. Banyak juga yang membeli sepeda motor pribadi. Praktis.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Baca Epaper Kompas