Kesenian
Kebersamaan Saat Pandemi
Selama pandemi, tak ada panggung teater, tak ada yang bisa kami produksi dalam waktu entah sampai kapan. Namun, situasi itu juga yang membuka pikiran kami, bahwa seni tak selalu berarti panggung, tetapi juga suara.

-
Ketika memulainya pada 2007 bersama Yulia Evina Bhara, saya tak membayangkan Titimangsa bisa bernapas panjang sampai hari ini. Waktu itu, saya tak punya mimpi apa pun, selain mendirikan suatu wadah informal untuk perluasan proses kreatif dan minat saya dalam seni pertunjukan, juga kecintaan saya pada karya sastra untuk dialih-wahanakan.
Secara harfiah, Titimangsa merujuk pada titian proses perjalanan dalam saat atau waktu yang tepat. Bahwa sampai hari ini Titimangsa, yang saya kelola bersama teman-teman, telah memproduksi 57 pertunjukan, tak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Kebersamaan Saat Pandemi".
Baca Epaper Kompas