Bahasa
Demiliterisasi
Kata ”demiliterisasi”, dan bukan ”perang”, dipakai Rusia saat negara itu menyerang Ukraina. Tepatkah pembentukan kata ”demiliterisasi” menurut kaidah bahasa kita?

Gambar selebaran ini dirilis oleh Layanan Darurat Negara Ukraina, memperlihatkan gedung departemen kepolisian regional Kharkiv, Ukraina, yang rusak dan terbakar karena serangan rudal, Selasa (2/3/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta Moskwa agar mengganti rugi semua kerusakan yang ditimbulkan akibat serbuan Rusia ke Ukraina.
Pemerintah Rusia menyebut operasi militer yang dilakukan di Ukraina bukan perang, melainkan demiliterisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, makna demiliterisasi ialah ’perihal berhentinya proses militerisasi’; ’pembebasan dari ikatan atau sifat-sifat kemiliteran’; dan ’pembebasan (suatu daerah) dari kekuasaan atau pendudukan militer’.
Jika dirunut, demiliterisasi berasal dari kata dasar militer, kemudian diberi akhiran -isasi sebagai pembentuk kata benda cara, proses, atau perbuatan, lalu dilengkapi dengan bentuk terikat de- yang berfungsi untuk memberikan makna negasi: menghilangkan, meniadakan, atau mengurangi proses yang dilakukan sebelumnya.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Demiliterisasi".
Baca Epaper Kompas