logo Kompas.id
OpiniDemiliterisasi
Iklan

Bahasa

Demiliterisasi

Kata ”demiliterisasi”, dan bukan ”perang”, dipakai Rusia saat negara itu menyerang Ukraina. Tepatkah pembentukan kata ”demiliterisasi” menurut kaidah bahasa kita?

Oleh
M Sidik Nugraha
· 1 menit baca
Gambar selebaran ini dirilis oleh Layanan Darurat Negara Ukraina, memperlihatkan gedung departemen kepolisian regional Kharkiv, Ukraina, yang rusak dan terbakar karena serangan rudal, Selasa (2/3/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta Moskwa agar mengganti rugi semua kerusakan yang ditimbulkan akibat serbuan Rusia ke Ukraina.
AFP/ UKRAINE EMERGENCY MINISTRY

Gambar selebaran ini dirilis oleh Layanan Darurat Negara Ukraina, memperlihatkan gedung departemen kepolisian regional Kharkiv, Ukraina, yang rusak dan terbakar karena serangan rudal, Selasa (2/3/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta Moskwa agar mengganti rugi semua kerusakan yang ditimbulkan akibat serbuan Rusia ke Ukraina.

Pemerintah Rusia menyebut operasi militer yang dilakukan di Ukraina bukan perang, melainkan demiliterisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, makna demiliterisasi ialah ’perihal berhentinya proses militerisasi’; ’pembebasan dari ikatan atau sifat-sifat kemiliteran’; dan ’pembebasan (suatu daerah) dari kekuasaan atau pendudukan militer’.

Jika dirunut, demiliterisasi berasal dari kata dasar militer, kemudian diberi akhiran -isasi sebagai pembentuk kata benda cara, proses, atau perbuatan, lalu dilengkapi dengan bentuk terikat de- yang berfungsi untuk memberikan makna negasi: menghilangkan, meniadakan, atau mengurangi proses yang dilakukan sebelumnya.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Demiliterisasi".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan