TAJUK RENCANA
Tentang Wacana Riset Tersentralisasi
Kita jangan terjebak pada wacana mengenai sentralisasi dan desentralisasi riset. Ukurannya jelas. Jika dalam dua-tiga tahun pusat riset hasil peleburan tidak menghasilkan karya unggul, berarti konsep BRIN gagal.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2F065b4da0-20a1-4817-bf89-d497961147b2_jpg.jpg)
Gedung Lembaga Biologi Molekuler Eijkman atau Lembaga Eijkman di Jakarta Pusat, Selasa (4/1/2022).
Dalam kurun dua dasawarsa terakhir, tidak ada wacana kebijakan riset yang heboh, seperti halnya yang menyangkut Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN.
Kontroversi tak hanya lembaganya, tetapi juga sosok kepala, ketua dewan pengarah, dan konsekuensi kebijakannya. Terakhir adalah absorpsi Lembaga Eijkman setelah terjadi pada institusi yang sudah lama eksis, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Tentang Wacana Riset Tersentralisasi".
Baca Epaper Kompas