logo Kompas.id
OpiniBanjir di Bojong Koneng
Iklan

Surat Pembaca

Banjir di Bojong Koneng

Selain kerusakan pada mesin kendaraan, banjir juga merusak beberapa rumah serta fasilitas umum, seperti halte bus dan merusak jembatan. Akibatnya, pengendara harus mengambil jalan alternatif.

Oleh
Danisa Putri Elfizar
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/8txN7SlftflU0ndKXt414bMo0g8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F2f5fa4cc-bd74-4960-ad52-698e42ffa7a2_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Sedimentasi Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (28/12/2021). Dua kapal pendorong dan delapan tongkang berdaya angkut 20 meter kubik bertahap akan digunakan dalam pengerukan Waduk Pluit. Waduk Pluit kini rata-rata hanya mempunyai kedalaman 1,5-2 meter, pengerukan untuk mencegah banjir terus dilakukan hingga kedalaman 3 meter. 

Awal Desember, hujan yang sangat besar mengakibatkan jalan raya Kampung Bojong Koneng, Cikarang Barat, Jawa Barat, terendam banjir. Selokan yang tersumbat tidak dapat menampung derasnya air hujan.

Dampaknya adalah kemacetan di jalan Bojong Koneng hingga mencapai 2 kilometer, bahkan tidak sedikit pula terjadi kecelakaan. Kecelakaan biasanya karena pengendara yang tidak sabar memaksa menerobos banjir. Banyak pengendara yang terpeleset dan terdorong arus banjir.

Editor:
Agnes Aristiarini
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi: Banjir di Bojong Koneng".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan