Kasus Omicron
Menghalau Badai Omicron
Pengalaman kita dua tahun mengelola pandemi memberi pelajaran untuk tetap optimis tanpa mengabaikan tanda-tanda bahaya yang ada. Penerapan protokol kesehatan tak boleh longgar.

Didie SW
Capek sudah dua tahun kita memerangi wabah Covid-19. Meski telah ditemukan kasus Omicron di Indonesia, kita tetap ingin agar badai segera berlalu. Mengutip Berlian Hutauruk, "enyahlah engkau awan hitam di hati yang gelisah semusim yang lalu; jangan lagi ada daun-daun berguguran".
Cukup sudah 144.000-an orang, termasuk ratusan tenaga kesehatan, yang gugur akibat virus ini. Kini, generasi lebih muda pun, dalam rentang usia enam hingga 11 tahun, disertakan menabuh genderang perang mengganyang sang virus. Jumlah kelompok usia ini 26 juta lebih.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Menghalau Badai Omicron".
Baca Epaper Kompas