logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊOposisi dan Perimbangan...
Iklan

Oposisi dan Perimbangan Kekuatan

Oposisi dalam negara dengan sistem presidensial seperti Indonesia mempunyai hak untuk hidup dan berkembang. Pintu harus tetap dibuka lebar bagi kehadiran oposisi yang konstruktif untuk memberikan alternatif yang positif.

Oleh
PRAMUDITO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kLZrDHAWGZssMX-L4Mj1GqgV8-w=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211220-Opini-Digital-1_1640001951.jpg
Kompas

Heryunanto

Bagaimana presiden RI menikmati kekuasaannya? Dalam khazanah sejarah politik Indonesia, ada kultur politik yang membuat nyaman presiden menikmati kekuasaannya. Maksudnya, kekuasaan dikendalikan secara damai tanpa gejolak politik apa pun, tanpa oposisi, dan selalu berhasil mempertahankan kekuasaannya. Karena bagi setiap presiden RI, masalah utama adalah bagaimana ia dapat mempertahankan kekuasaannya selama mungkin. Dari sudut kultur politik diatas, dua presiden RI yang paling menikmati keuasaannya adalah Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto.

Pertanyaan yang muncul sejauh ini adalah bagaimana kedudukan oposisi yang pas dalam sistem presidensial, dan karena itu bagaimana sistem perimbangan kekuatan yang ideal antara pemerintah yang berkuasa dan oposisi, khususnya dalam lembaga legislatif?

Editor:
Sri Hartati Samhadi, Yohanes Krisnawan
Bagikan