logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊCovid-19 dan Ambruknya...
Iklan

Covid-19 dan Ambruknya Neoliberalisme

Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa aliran neoliberalisme yang menghendaki peranan pemerintah seminimal mungkin tidak dapat dipertahankan. Terbukti, negara memegang peranan sangat penting dalam mengatasi pandemi.

Oleh
RILUS A KINSENG
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Y1KI4XtVy558vLehw58t5kkQv80=/1024x575/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211212-OPINI-Covid-19-dan-Ambruknya-Neoliberalisme_1639335566.jpg
Kompas

Supriyanto

Covid-19 yang menyebar ke seluruh penjuru dunia sejak awal tahun 2020 telah menyebabkan perubahan sosial budaya yang sangat fundamental di seluruh dunia. Sosiolog Hanafi (2020) mengatakan bahwa ”The current disruption will change, at an unprecedented rate, how we eat, work, shop, exercise, manage our health, socialize, and spend our free time”. Senada dengan itu, Arundhati Roy mengatakan bahwa Covid-19 ”... struck hardest - thus far - in the richest, most powerful nations of the world, bringing the engine of capitalism to a juddering halt" (Financial Times, April 4, 2020).

Pada tulisan lain, saya (Kinseng, 2021) mendeskripsikan beragam perubahan sosial budaya yang terjadi di Indonesia sebagai akibat pandemi Covid-19, dari perubahan pola interaksi sosial keseharian hingga ritual agama yang sakral itu. Perubahan cepat yang mencakup berbagai sendi kehidupan secara fundamental ini menyebabkan krisis di berbagai segi kehidupan pula, termasuk segi kesehatan dan ekonomi; dua pilar kehidupan yang sangat vital.

Editor:
yovitaarika
Bagikan