logo Kompas.id
Opini ”Cenkblonk”, Graffiti, dan...
Iklan

”Cenkblonk”, Graffiti, dan Pemberontakan Rakyat

Jika ingin mendekatkan semesta wayang dengan kehidupan keseharian, harus diciptakan tokoh-tokoh pemberontak sejati, yang tak punya ikatan secara struktural dengan penguasa, sehingga ia memiliki kebebasan berkata-kata

Oleh
Putu Fajar Arcana
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VEb4jN0NSW2namTseYHTSg1ybII=/1024x1167/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FCAN_1565170607-e1583251049886.jpg
Kompas

Putu Fajar Arcana, wartawan senior Kompas

Sebelum Orde Baru benar-benar jatuh, dalang I Wayan Nardayana (56) menciptakan tokoh Nang Klencenk dan Nang Ceblonk. Nang Klencenk memiliki mulut seperti buaya, rambut cepak, serta kaki yang senantiasa bergerak. Gaya bicara cepat, tetapi gagap seperti selalu ada yang memburu hidupnya. Sementara Nang Ceblonk bermulut lebar, kepala botak, perut buncit, dengan gaya bicara yang lebih pelan dan tertata. Meski berlawanan dalam bentuk fisik, keduanya memiliki mulut yang ”tajam”, dengan kritikan-kritikan yang seolah bebas dari ”kontrol” penguasa.

Baca: Seni Kritik lewat Mural Boleh, Asal...

Editor:
sariefebriane
Bagikan