Menonton Sinema, Memaknai Indonesia
Marleau-Ponty menyebut bahwa film menjadi suatu kemampuan yang mampu menjembatani cara melihat dunia. Film bukan hanya representasi, melainkan juga pengalaman dan tindakan melihat kenyataan.
Membicarakan film berarti berbicara tentang kondisi sosial dan bagaimana film berperan penting merepresentasikan bangsa lewat simbol-simbol yang dihadirkannya dalam ekspresi estetika sinematografi. Film mengungkap fungsi dan sistem tanda budaya untuk bisa menampung dan mewakili beragam permasalahan sosial budaya masyarakatnya.
Marc Ferro, kritikus film asal Perancis, berpendapat bahwa di dalam film terdapat watak yang bukan semata-mata urusan teknis film, melainkan juga kecenderungan yang mewakili representasi dari keyakinan dan nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat tempat film dibuat (Eriyanto, 1997).