logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMasyarakat yang Kelelahan
Iklan

Masyarakat yang Kelelahan

Teknologi digital dalam konteks ini seolah-olah dapat membuat individu bekerja secara maksimal. Inilah paradoks dari kultur layar, memang tampak di layar tetapi tidak ada kehadiran diri.

Oleh
Saras Dewi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/U9o-f1dNo2nRX-C2SctlKj4uyIo=/1024x1024/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F475794_getattachment7e50a4f9-7b53-4045-8c8e-f85daf00c944467182.jpg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Saras Dewi

Dengan terengah-engah kita menjalani hidup dalam kondisi pandemi. Napas masih memburu, sementara itu rintangan muncul silih berganti. Kelelahan menggantung di kerutan kening setiap insan yang memikirkan masa depan yang masih kabur. Tanpa jeda menimbang kesanggupan, kita dipaksa sigap untuk berubah menyesuaikan diri dengan keadaan yang membingungkan ini.

Saya merenungkan kemurungan dan kelelahan yang sedang bersarang di dalam masyarakat. Kelelahan itu terjadi secara sunyi, tersembunyi dalam upaya orang-orang untuk bangkit kembali. Kita ingin segera berdaya lagi, menguasai keadaan seperti dulu kala. Namun, keadaan tidak akan pernah sama seperti dahulu. Virus ini merombak masyarakat hingga ke sendi-sendi kulturalnya.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan