Tantangan Intelektualitas dan Kontekstualitas Ketum PBNU Mendatang
Ke depan dibutuhkan pimpinan NU yang daya intelektualitasnya tidak sebatas pandai menjadi pengimbang struktur, tetapi sedapat mungkin berdiri tegas di tengah-tengah kontektualitas baru.
Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama yang akan berlangsung pada Desember 2021 di Lampung menjadi perbincangan yang amat menarik. Tidak kalah dengan muktamar sebelumnya, muktamar NU kali ini juga menyedot perhatian banyak kalangan yang mulai membicarakan siapa dan seperti apa Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU mendatang yang akan dipercaya memimpin ormas umat terbesar ini.
Padahal, program-program prioritas apa yang paling terukur dan strategis sejatinya penting untuk banyak dirancang dan didiskusikan. Namun, tampaknya tulisan mengenai siapa dan seperti apa Ketum PB NU mendatang dipandang lebih seksi dan menghiasi ke hampir seluruh media berita.