Iklan
Revitalisasi Bahasa Indonesia
Belajar dari sejarah, hanya masyarakat atau bangsa yang memiliki strategi budaya yang kenyal: kuat dan luwes yang akan mampu merevitalisasi budaya, termasuk bahasa yang selalu dinamis.
Untuk merevitalisasi bahasa Indonesia agar eksistensinya lebih mendunia, bangsa Indonesia sebagai penutur utamanya perlu memotretnya dari dua sisi sekaligus. Dua sisi itu ialah potensi kejayaan sekaligus ancaman kepunahannya.
Sepanjang 93 tahun, sejak peristiwa Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia mengalami jumlah penutur yang pesat. Diperkirakan, penuturnya terbanyak keenam, ada yang menyebut ketujuh setelah Mandarin, Inggris, Hindi, Spanyol, dan Arab, atau Rusia.